Bisakah kita ke masa depan?

Ketika duduk di SMP dulu, saya pernah berdebat dengan teman sekelas saya. Perdebatan kami membicarakan tentang mesin waktu. Disana saya termasuk kelompok yang pro terhadap adanya mesin waktu. "Segalanya tidak ada yang tidak mungkin terjadi di bumi kita jika kita mau belajar dan berusaha menemukan sesuatu baru, kejadian yang telah terjadi saja bisa kita lihat kembali dengan kamera. Pasti suatu saat ada yang menciptakan mesin waktu". Ujar saya. Namun teman saya yang kontra pun kokoh dengan pendiriannya, "sehebat-hebatnya teknologi, tidak mungkin kita bisa kembali atau maju ke masa depan" bantah teman saya. Hingga bel pulang sekolah berbunyi, kami pun masih berdebat dengan topik yang sama. Akhirnya saya pun mengakhiri perdebatan kami. "Sudahlah kita liat saja nanti, apakah teknologi bisa menjawabnya". Akhirnya perdebatan kami pun terhenti sampai disana.

Mungkin sekarang memang belum ada mesin waktu. Namun, teori tentang perjalanan waktu telah dikemukakan sebelumnya oleh Albert Einstein dengan teori Relativitasnya. Sebenarnya teori ini sudah di ungkapkan sebelumnya oleh ilmuan muslim, Al-Kindi. Namun, sayang semua itu telah ditutup-tutupi dunia. Sehingga dunia hanya mengenal Einstien lah yang mengungkapkan pertama kali teorinya ini. Untuk lebih jauh tentan Al-Kindi, klik disini.

Sedikit saja penjelasan dari saya tentang relativitas karena saya pun masih bingung dengan teori ini. Relativitas sebenarnya berkaitan dengan ruang dan waktu. Teori relativitas menyatakan bahwa panjang, massa dan waktu itu relatif. Misalnya suatu benda yang memiliki panjang 1 meter (satuan panjang) bisa berubah menjadi kurang dari 1 meter pada keadaan tertentu (mendekati kecepatan cahaya). Teori ini juga berlaku untuk waktu.

Pernahkah anda mendengar cerita tentang "Paradoks Anak Kembar" yang di jelaskan oleh Albert Einstein. Ia mengumpamakan dua orang anak kembar A dan B yang memiliki umur masing-masing 20 tahun. Suatu hari, si A berangkat bepergian ke angkasa dengan kecepatan tinggi mendekati kecepatan cahaya. Si A berniat untuk bepergian hanya 1 minggu saja, namun setelah kembali ke bumi, waktu di bumi telah berjalan selama 40 tahun. Si A pun heran menjumpai saudara kembarnya si B yang telah berumur 60 tahun, sedangkan si A hanya berumur 20 tahun lebih satu minggu.

Mungkin dulu dunia menganggap teori Einstein ini gila, namun baru-baru ini saya baca di situs berita bahwa teori Einstein ini telah terbukti kebenarannya.

Sekali lagi saya tegaskan bahwa teori ini bukanlah Einstein yang mengungkapkan pertama kali, namun teori ini telah di ungkapkan sebelumnya oleh ilmuan muslim, Al-Kindi.

0 comments:

Post a Comment